Kesusasteraan
Periode awal kesusasteraan Samawa merupakan dimulainya sebuah tradisi lisan.
Sejumlah karya sastra Tau Samawa, juga kisah dan dongeng yang dinyanyikan
atau diucapkan, acara keagamaan, pertemuan suci dan pemerintahan, dipengaruhi
oleh beberapa norma sosial.
Kesusasteraan permulaan melukiskan kecintaan dan pada alam dan manusia serta
berpegang bahwa keaslian alami manusia adalah satu. Kesusasteraan awalnya
menekankan norma perilaku seperti kesetiaan kepada raja, kealiman anak, hormat
kepada guru atau lebih tua, persahabatan yang tulus dan kesucian wanita.
Masyarakat tradisional Samawa, menulis karangan sastra pada daun lontar yang
telah dikuningkan yang dinamakan "bumung". Karya sastra ditulis dengan cara
menggoreskan daun lontar dengan ujung pangat ( pisau kecil tajam ). Mereka
menyimpannya dengan menggantung ada didinding dan tiang rumah.
Sastra lisan yang disebut - sebut sebagai pilar sastra Samawa adalah lawas ( isi
yang dilagukan ). Lawas ini sejak perekambangannya mendapat pengaruh "Elom
ugi" atau syair Bugis. Sastera jenis ini hidup dan berkembang dengan subur dalam
masyarakat selama berabad - abad lamanya.
Tulisan khas Sumbawa yang ditulis diatas daun lontar disebut "Satera Jontal".